Sunday, November 14, 2010

Hati.....

Hampir sebulan sudah berlalu sejak pertemuan ketiga aku dengannya.....
Sampai detik ini, sensasi di hatiku masih terasa sangat kuat.
Jika mau di flash back.....my God! I have only met in 3 moments......each occured in a very short time

First moment, it's like every other moment which you couldn't predict and flew without any love expectation.

Diawali dengan layaknya penjual dan pembeli, aku menjual hati dan dia membeli tapi untuk dijual kembali ke aku.......lingkaran drama mengenai hati.

Rasanya menyenangkan dan bahkan membuat ketagihan. Tersenyum dan tertawa sendiri hanya karena satu kalimat di handphone. Tersenyum dan tertawa hanya dengan berpikir bahwa drama ini akan berhasil. Bukan berhasil mengelabui, tapi berhasil membuka pintu hatiku sendiri pada kemungkinan jatuh cinta.

Aku tidak tahu dengan hatinya. Tapi jika berkaitan dengan hatiku, maka satu hal, hatiku sudah lama aku tutup. Aku tidak ingin berbelit-belit berurusan dengan hati lagi. Menyenangkan tapi tidak menyukai kerepotan yang ditimbulkannya

Drama yang aku awali dengannya adalah babak awal yang sudah membuat hatiku hangat. Dan entah kenapa, aku tidak mau membuang kehangatan itu, aku mau ini berlanjut. Aku mulai berkompromi dengan logika dan ketakutanku.

Hampir sebulan yang lalu akhirnya dua pemain utama bertemu. Obrolan pertama membuatku canggung harus bersikap. Aku menjual hati dengan bertatap muka dan beradu mata. Bibir aku paksakan tersenyum dan tertawa untuk menyembunyikan kegundahan....

Terus terang aku menyukai sensasi yang timbul di hatiku. Jika pun kemudian dia berhenti membeli hatiku dan menolakku, aku tidak apa-apa. Aku bahkan menyukai ide bahwa rasa sayang dua orang manusia tidak harus dalam derajat yang sama. Jikapun pada akhirnya aku yang lebih menyayanginya, jikapun pada akhirnya tanganku hanya menepuk angin.......itu cukup.

Kembali ke Kalimantan, satu perubahan yang orang-orang sekitarku dan yang mungkin dia rasakan adalah aku mulai menyukai bersikap berlebihan. Tapi aku pikir itu hak veto manusia terkait dengan hati. Aku tidak meminta siapapun untuk mengerti. Maafkan....tapi bagi kalian yang hatinya belum terisi, kalian tidak akan mengerti situasi hatiku.

Hampir sebulan sudah berlalu sejak pertemuan ketiga aku dengannya. Aku sendiri merasakan sulitnya menjaga konsistensi perasaan. Jauhnya jarak dan kesibukan pada pekerjaan membuat komunikasi terkadang kering dan hanya menyisakan perdebatan tanpa klimaks.

Pada Tuhan aku belum berani bersuara mengenai hatiku. Aku tidak buta akan pilihan dan konsekuensi yang aku ambil. Dan Tuhan Maha Melihat semua itu.

Hampir sebulan sudah berlalu sejak pertemuan ketiga aku dengannya. Sampai detik ini aku masih bertahan dan percaya bahwa hatiku benar adanya.