Sunday, November 3, 2013

Cerita Sahabat ...

Saya tidak tahu jika ditanya asal mula
Saya hanya mendapat pesan singkat dari bbm yang menyatakan bahwa mereka berdua sedang terikat.
Saya ingat benar simbol smiley cinta setelah kalimat "aku cinta dia" itu dia tulis di bbm, untuk memperkuat kesan bahwa akhirnya hatinya bertaut dan lega bisa membagi kebahagiaan itu

Saya tertawa, karena tidak pernah terbayang kedua sahabat saya akan berjodoh dengan indahnya.
Yang saya ingat dari pertemuan terakhir tahun lalu, bahwa ada tarikan bahagia pada raut muka keduanya. Senyum tersungging lebar dengan kedua mata saling menatap, tapi tidak ada jejak cinta saat itu yang terekam di kepala saya. 
Ah, mereka sedang menutupi kebahagiaan ternyata

Dan sekarang, mereka mulai berani bercerita. Prosa cinta yang sudah lama mereka tulis akhirnya siap dibacakan kepada sahabatnya. 

Entah berapa kali nama pasangan saling disebutkan dalam setiap kata yang dilontarkan. Entah berapa kali kalimat "aku cinta dia' dikatakan untuk terus diamini oleh keduanya. Saya tersenyum, selalu tersenyum dan ikut mengamini itu semua.

Saya takjub dengan mereka
Takjub dengan saling sanjung yang mereka lontarkan
Takjub dengan saling memiliki yang mereka tunjukkan
Takjub dengan pertemuan tanpa melihat jarak yang mereka upayakan

Mereka bersama dan bahagia...
Mereka sedang berproses dan menikmati jejak perjalanan cinta mereka

Beberapa kali kata “rindu pacar’ tercetak di bbm saya dan betapa dia ingin tidak berjarak dengan kekasihnya.  Ah, yang muda selalu membara pikir saya.
Beberapa kali kata “pacarku baik mas dan dia mengubahku menjadi baik juga” dikirimkan ke bbm saya. Saya tersenyum membacanya

Cinta bukan kata yang saya pahami benar maknanya, tapi bahwa cinta bisa merubah cara kita memandang dunia, itu yang terjadi dengan mereka.

Saya menyikapinya dengan bahagia, tetapi kadang saya bergumam untuk sekedar menipu rasa.
Yah, mereka masih muda, dan hati yang muda berharap indah pada hubungan dua manusia. Tapi bisa dipastikan ada tanya pada prosesnya.

Bagaimana langkah selanjutnya?
Apakah pertautan hati ini direstui dalam norma yang setara?
Apakah berdua akan menua dengan indahnya?

Saya sendiri pernah bertanya, “kapan kalian menikah?”
Dan respon keduanya kurang lebih sama, menarik senyuman dari bibir mereka dan menghela nafas dengan berat.

Kemudian saya menambahkan, ‘jika tidak ingin menikah, apa artinya bersama?”
Jawaban keduanya pun kurang lebih sama, ‘kami hanya ingin menikmati apa yang kami punya sekarang mas’

Saya berhenti bertanya lagi setelah itu…

Saya berpikir bahwa hidup adalah perjalanan dan masing masing dari kita memiliki kebebasan untuk menentukan arah dan tujuannya. Berbelok adalah hak, masuk ke persimpangan juga pilihan, berhenti untuk parkir juga kadang sebuah kelegaan.

Di saat bahagia bisa mereka rengkuh, saya hanya mengingatkan untuk juga bersiap dengan logika ketika diri sudah mampu melihat yang nyata.
Nyata yang mereka tahu akan terasa sesak ketika terjadi
Sesak yang disertai perih karena berkeping ketika pecah

Sahabat... 
Selamat menjalankan pilihan hidup kalian...

Satu hal yang perlu diingat, bahwa kita hanya mampir untuk sekedar tumbuh, berproses dan bermetamorfosa menjadi. Tapi yakinlah bahwa suatu saat kita harus kembali ...